Teori Integrasi Informasi

Analisis Kasus Vaksin Palsu oleh RS Harapan Bunda
Dilihat dari Teori Integrasi Informasi





Oleh :
Elisabeth Elita               155120201111021
Annisa Yosa S J            155120207111029

Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang
2017


                                                                             


BAB I

PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang

            Public Relations memiliki peran penting dalam pembentukan citra sebuah perusahaan. Citra perusahaan dapat dianggap negatif maupun positif tergantung dari bagaimana seorang praktisi PR dapat mempengaruhi kepercayaan ataupun sikap seseorang. Hal tersbut dapat terjadi jika praktisi Public Relations dapat mengelola informasi yang akan disampaikan.
Dalam makalah ini, penulis ingin menjelaskan Teori Integrasi Informasi yang bertujuan agar praktisi Public Relations dapat mengetahui bagaimana informasi dapat diolah sedemikian rupa dan menjadi kekuatan serta dapat mempengaruhi sebuah sistem kepercayaan atau sikap individu. Menurut Pratama, Erdinaya dan Perbawasari, 2012, h. 7 menyatakan teori ini berasumsi bahwa manusia mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide-ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut. Oleh karena itu, praktisi Public Relations diharapkan dapat mengelola pesan sedemikian rupa.
Penulis akan menganalisis kasus yang akan dijelaskan dengan menggunakan Teori Integrasi Infomasi. Kasus yang penulis angkat dalam makalah ini merupakan kasus yang terjadi di tahun 2016 yaitu kasus vaksin palsu yang melibatkan 14 Rumah Sakit baik di Jakarta maupun di Bekasi. Terungkapnya kasus peredaran vaksin palsu untuk bayi berawal dari informasi masyarakat dan pemberitaan di media massa mengenai adanya bayi yang meninggal dunia setelah diimunisasi (Dewi, 2016). Penanganan dan pemberian informasi dari pihak Humas Rumah Sakit Harapan Bunda kurang kredibel dan tidak dapat terpercaya ditambah lagi dengan pihak Humas tersebut menyampaikan kalimat yang membuat korban kecewa.  Dari kasus tersebut, sikap masyarakat pun berubah menjadi takut dan tidak percaya kepada beberapa Rumah Sakit yang memakai vaksin palsu. Oleh karena itu, penulis juga ingin memberikan saran yang sebaiknya Humas RS Harapan Bunda lakukan agar kasus tersebut tidak terjadi kelak di masa yang akan datang.

BAB II

PEMBAHASAN


Penulis ingin memaparkan Teori Integrasi Informasi. Menurut Heath (2005, dikutip di Kriyantono, 2014, h. 300) Teori Integrasi Informasi menjelaskan bahwa individu membentuk sikapnya dengan cara memadukan atau mengintegrasikan informasi atau hal-hal yang positif maupun negatif. Sedangkan menurut Gama & Widarti, 2008, h. 70 mengatakan bahwa Teori Integrasi Informasi merupakan teori tentang pengorganisasian pesan atau informasi. Semua informasi harus memiliki potensi untuk memengaruhi sikap seseorang.
Informasi memegang peran penting dalam pembentukan sikap. Akumulasi informasi yang diserap seseorang dapat menimbulkan dampak:
1.      Informasi dapat merubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek.
2.      Informasi dapat mengubah kredibilitas kepercayaan seseorang yang sudah dimiliki seseorang.
3.      Informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap.
Menurut Littlejohn & Foss, 2009, besar tidaknya pengaruh perubahan sikap seseorang tergantung kepada dua hal, yaitu:
1.      Valensi dan tujuan
Menjelaskan bahwa sejauh mana suatu informasi mendukung apa yang sudah menjadi kepercayaan seseorang. Informasi yang mendukung kepercayaan yang telah ada di dalam diri seseorang sebelumnya dapat dikatakan sebagai informasi positif.
2.      Bobot penilaian
Berkaitan dengan kredibilitas suatu informasi. Artinya, jika seseorang menganggap suatu informasi sebagai sebuah kebenaran, maka orang tersebut akan memberikan penilaian yang tinggi terhadap informasi tersebut. Sebaliknya, jika seseorang menganggap suatu informasi merupakan sebuah kesalahan, maka orang tersebut akan memberi penilian yang rendah.
Jadi, secara sederhana, Teori Integrasi Informasi menjelaskan bagaimana seseorang mengorganisasi sebuah pesan dan informasi serta menerangkan bahwa untuk membentuk sikap seseorang harus dipadukan dengan informasi yang benar dan memiliki tujuan untuk mendukung keyakinan seseorang.

2.2       Deskripsi Kasus

Penulis awali dengan kasus vaksin palsu yang telah menimpa beberapa Rumah Sakit ternama di daerah Jakarta dan Bekasi. Bermula ketika orang tua korban melapor ke Mabes Polri mengenai banyaknya bayi yang meninggal setelah diimunisasi. Mabes Polri menindaklanjuti laporan tersebut, dan hasilnya terdapat 14 Rumah Sakit yang menggunakan vaksin palsu. Salah satunya yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda yang berada di daerah Jakarta Timur dan merupakan satu-satunya Rumah Sakit di Jakarta yang menerima vaksin palsu (Atriana, 2016) (Lihat gambar 2.1). Diduga, praktik pembuatan vaksin palsu tersebut telah berlangsung selama 13 tahun.


 










                

                           Gambar 2.1 Berita Vaksin Palsu oleh RS Harapan Bunda

Dua dokter yang menjadi tersangka di RS Harapan Bunda merupakan dokter anak yang bernama Dr. Harmon Mawardi, SpA dan Dr. Dita Setiadi, SpA. Sebelumnya, satu dokter anak lainnya dari RS ini sudah lebih dahulu ditetapkan menjadi tersangka yakni Dr. Indra Sugiarno, SpA (Atriana, 2016).
Setelah mendengar isu vaksin palsu yang telah beredar baik dari media sosial maupun media massa para orang tua yang telah melakukan imunisasi vaksin terhadap anaknya di Rumah Sakit Harapan Bunda pun merasa resah dan meminta pertanggungjawaban kepada pihak Rumah Sakit. Warga memprotes beberapa pernyataan yang disampaikan oleh pihak RS bahwa vaksin palsu itu hanya terjadi pada periode Maret - Juni 2016.
“Kalau statement Bapak itu bukan asli dan bukan, itu bukan Bapak, yang bisa menyatakan itu asli atau bukan dari independen atau satgas. Jadi kalau kami pribadi, kami dengar bahwa vaksin palsu itu sejak 2003”, tutur salah satu warga (Belarminus, 2016).
Karena banyaknya warga yang protes mengenai vaksin palsu tersebut, kepala Humas RS Harapan Bunda, Mirna Restyawati turun tangan untuk menjawab keresahan mereka.

“Dari pihak RS, kita berusaha terlebih dahulu. Mohon pengertiannya. Kita butuh data terlebih dahulu” tutur Mirna.
Mendengar jawaban kepala Humas RS Harapan Bunda tersebut, salah satu warga tidak terima atas pernyataan yang diberikan.
“Ngertiin? Kita juga harus dingertiin, anak kita sudah kena vaksin oplos, masak vaksin ulang saja nanti tanggung jawabnya. Saya sudah mendata semalam, kapan jawabannya saya dapat. Dokternya mana sih, giliran duit cepat, urusan gini lama” ujar warga dengan kesal.
Mirna meyakinkan warga bahwa pihak Rumah Sakit akan segera bertanggungjawab untuk mengatasi kasus ini. (Arjawinangun, 2016).
Dikarenakan kasus vaksin palsu ini tak kunjung berakhir, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan bahwa Pemerintah yang akan mengambil alih penanganan kasus ini. Meskipun demikian, Rumah Sakit yang dinyatakan menggunakan vaksin palsu mengalami penurunan kuantitas pasien. 

2.3       Permasalahan

Dari deskripsi kasus diatas, penulis menemukan beberapa permasalahan, antara lain:
1.      Pihak Humas yang kurang kredibel dalam menangani kasus tersebut.
2.      Munculnya perubahan sikap dari masyarakat yang awalnya memiliki kepercayaan terhadap RS Harapan Bunda sekarang menjadi berkurang.

2.4       Analisis

Berdasarkan permasalahan kasus vaksin palsu ini, penulis melihat bahwa pihak Rumah Sakit kurang tanggap dalam menangani kasus tersebut, dilihat dari kurangnya profesionalitas praktisi Humas untuk bertanggungjawab dan kurang menunjukkan empati terhadap korban sehingga banyak masyarakat yang kecewa dan marah atas tindakan Rumah Sakit tersebut. Selain itu, praktisi Humas RS Harapan Bunda tidak menjalin hubungan yang baik dengan media sehingga menimbulkan penurunan pasien yang hendak melakukan vaksin terhadap anaknya. Hal tersebut dibuktikan ketika Pemerintah mengambil alih untuk menangani kasus ini.
Kasus ini berkaitan dengan Teori Integrasi Informasi yaitu banyaknya pemberitaan di media massa dan di media sosial yang memuat kasus vaksin palsu terutama di RS Harapan Bunda yang membuat perubahan kredibilitas kepercayaan yang sudah dimiliki seseorang. Yang awalnya masyarakat menilai bahwa Rumah Sakit ini memiliki kualitas yang baik, namun karena adanya pemberitaan kasus ini maka masyarakat menilai Rumah Sakit tersebut secara negatif.


BAB III

PENUTUP


3.1       Rekomendasi

Dari analisis diatas, penulis merekomendasikan langkah-langkah yang seharusnya di lakukan oleh Humas RS Harapan Bunda. Pertama, seharusnya Humas melakukan tindakan preventif sebelum daftar nama RS tersebut dirilis oleh pemerintah dengan cara melakukan proses cek apakah Rumah Sakit tersebut berhubungan dengan supplier vaksin palsu atau tidak. Kedua, yang harus Humas Rumah Sakit lakukan adalah mengkomunikasikan kepada pasien bahwa pihak Rumah Sakit sedang melakukan penyelidikan secara mendalam apakah vaksin tersebut asli atau palsu. Ketiga, ketika hasil yang telah diselidiki sudah ditetapkan bahwa vaksin tersebut palsu, maka pihak Rumah Sakit harus meminta maaf dan bertanggungjawab secara moral dan tindakan yang nyata kepada korban maupun masyarakat seperti memberi penjelasan melalui press conference mengapa kasus tersebut bisa terjadi di Rumah Sakit mereka, memberitahu apa yang sedang dilakukan pihak Rumah Sakit saat ini, melakukan perubahan struktur dalam pembelian vaksin dan meneliti supplier vaksin tersebut apakah resmi atau tidak agar kasus ini tidak terulang kembali, serta pihak Rumah Sakit juga harus menunjukkan empati yang lebih kepada korban. Press conference ini dilakukan untuk membentuk sikapnya dengan cara memadukan dan mengintegrasi informasi yang positif sesuai dengan Teori Integrasi Informasi. Sebaliknya, meskipun hasil tes tersebut dinyatakan vaksin asli, pihak Rumah Sakit juga tetap harus meminta maaf atas kekhawatiran yang melanda korban dan masyarakat.



Daftar Pustaka


Arjawinangun, K. B. (2016, Juli 15). Minta Pasien Bersabar, Kepala Humas RS Harapan Bunda Disemprot. Retrieved from sindonews.com: https://metro.sindonews.com
Atriana, R. (2016, Juli 22). Vaksin Palsu Beredar di RS Harapan Bunda. Retrieved from detiknews: http://www.news.detik.com
Belarminus, R. (2016, Juli 15). Terkait Vaksin Palsu, Warga Tidak Puas dengan Pernyataan RS Harapan Bunda. Retrieved from kompas.com: http://www.megapolitan.kompas.com
Dewi, A. P. (2016, Juni 25). Bareskrim Polri: Kematian Bayi Awal Pengungkapan Kasus Vaksin Palsu. Retrieved from antaranews.com: http://www.antaranews.com
Gama, B., & Widarti, N. T. (2008). Hubungan antara Kampanye Kandidat Kepala Daerah dan Perilaku Pemilih Partisipasi Politik Wanita (Studi pada Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Sukoharjo). Jurnal Ilmiah Scriptura, 70.
Kriyantono, R. (2014). Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi (Theories of Human Communication) edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Muslihatun, W. N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jogja: Fitramaya.
Pratama, A. P., Erdinaya, L. K., & Perbawasari, S. (2012). Hubungan Informasi Kartu Multiguna dengan Sikap RS Medika Lestari. 7.

Komentar

Postingan populer dari blog ini